Pasti kita sudah mengetahui apa tugas dari seorang Gembala. Tugas seorang gembala bukanlah pekerjaan yang ringan tetapi banyak tantangan yang dihadapinya, gembala harus mampu membawa ke padang yang berumput hijau, membaringkan ke air yang tenang, menyegarkan jiwanya, menuntun ke jalan yang benar dan membawa kehidupan yang tenang dan sejahtera. Dalam firman ini disebut adanya para gembala yaitu pemimpin bangsa Israel yang menggembalakan dombanya tidak benar, selalu menggembalakan dirinya sendiri, seperti: yang lemah tidak dikuatkan, yang sakit tidak diobati, yang luka tidak dibalut, yang tersesat tidak dibawa pulang, yang hilang tidak dicari, tetapi sebaliknya menginjak dan berbuat kekerasan bagi yang digembalakan (Yehezkiel 34: 4). Para gembala ini hidupnya penuh dengan serakah, egois, berbuat semena-mena dan tidak mau merasakan apa yang dirasakan oleh gembalanya, tidak bertanggung jawab kepada yang digembalakan, tidak mengumpulkan gembalanya tetapi membuat gembala tersesat. Inilah yang dikatakan nabi Yehezkiel 34 : 8, “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, sesungguhnya oleh karena domba-dombaKu menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembalaKu tidak memperhatikan domba-dombaKu, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-dombaKu tidak digembalakannya,” . Melalu perbuatan Gembala yang jahat inilah Allah mengingatkan dalam Yehezkiel 34 : 2b, “Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu?.” Karena itulah Allah memecat dan memberhentikan gembala jahat ini, dan Allah langsung turun tangan sebagai Gembala yang baik yang memperhatikan domba-domba, mencarinya dan menyelamatkan mereka dari segala tempat, seperti Allah menggembalakan bangsa Israel yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir dan membawa mereka sampai ke tanah Kanaan (ay 11-12). Gembala yang baik adalah gembala yang mampu menolong dan berbuat yaitu; yang hilang dicari, yang tersesat di bawa pulang, yang luka dibalut, yang sakit dikuatkan, yang gemuk dan yang kuat kulindung dan menjadi hakim yang membawa keadilan diantara domba-domba yang digembalakan. (ay 13-16). Dalam Perjanjian Baru sangat jelas disebut bahwa Gembala yang baik adalah Yesus sendiri, dimana Yesus rela menberikan nyawanya untuk menebus dosa-dosa umat manusia dan Ia selalu mendengar dan mengenal suara domba-dombaNya (Joh. 10 : 11 + 14). Kita semua adalah termasuk gembala seperti majelis menggembalakan warga jemaatnya, orang tua menggembalakan anak-anaknya, Pemimpin Negara menggembalakan rakyatnya, guru menggembalakan muridnya, dokter menggembalakan pasiennya dll. Sebagai gembala hendaklah kita menjadi panutan, contoh dan teladan bagi orang-orang yang digembalakan, sesuai kata dengan perbuatan, mau berkorban demi yang digembalakan, dan sebagai gembala yang baik teladanilah hidup Yesus sebagai gembala yang baik, setia mengorbankan diriNya untuk orang-orang berdosa. Amen
Pdt. R. Lumbantobing