Saudaraku selamat hari Minggu! Firman Tuhan hari ini menyapa kita
semua umat Tuhan, bagaiman kita membangun persatuan (Hasadaon). Sebenarnya hal
inilah yang seharusnya dilakukan oleh seorang umat Kritsten di dunia ini,
sebagai bukti bahwa kita adalah anak-anak Tuhan, yaitu : Bersekutu atau
Berkoinonia. Kesatuan itu yang berlandaskan kepada kasih Yesus Kristus dalam
persekutuan : sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan (masihaholongan saroha, sapingkiran, sada
tujuan) (Pil 2 : 2). Inilah yang menonjol di surat Epesus ini. Kehidupan
warga jemaat ketika itu masih “jauh” bahwa belum ada perubahan “kesadaran iman”
ketika itu masih sama status kerohanian warga jemaat sebelum menerima Kristus
dengan sesudah menerima Kristus. Seolah-olah Paulus berkata bahwa “apa anda
yang berbeda sebelum dan sesudah menerima Kristus, baik sebagai menekankan
bahwa “penyebab” dapat bersatunya adalah “oleh darah Kristus” bahkan dengan
merubuhkan tembok pemisah. Tembok pemisah yang dirobohkan Yesus Kristus memberikan kehidupan yang baru dan damai
sejahtera bagi umat manusia. Tuhan datang untuk memberikan “damai
sejahtera” kepada orang yang percaya kepadaNya dan kepada dunia tanpa
membedakan status sosial dan ekonominya ataupun budayanya”. Damai itu
diperuntukkan kepada semua orang. Paulus mengatakan bahwa tiap individu
memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam “bangunan” yang penting bukan
individunya, tetapi “bangunannya” atau “persekutuannya”. Dan bangunan itu tidak
terlepas dari kuasa Tuhan. Tuhanlah yang membangun persekutuan tersebut, tetapi
janji berkat Tuhan kepada pribadi bahwa “pribadi seseorang tersebut dalam
bangunan jemaat” sebagai tempat kediaman Allah didalam Roh. Seorang pelayan atau
Kristen adalah merupakan “pribadi yang di bangun Tuhan”. Dimana Tuhanlah yang
membangun kehidupannya menjadi suatu pribadi yang khusus untuk sebuah
persekutuan, pribadi yang betul-betul di berkati Tuhan yang dipergunakan Tuhan
untuk membangun orang lain sebagai tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Alangkah indahnya jika menjadi pribadi yang dipergunakan Allah sebagai
tempatNya berkarya. Tidak ada istilah orang asing, pendatang (ay. 19), tetapi
semua menjadi “orang dalam”, anggota
keluarga. Disetiap orang percaya, siapapun dia, dari suku, bahasa atau benua
manapun, bagaimanapun hidupnya, semuanya memperoleh tempat dengan derajat yang
sama. Saudaraku! Hari ini gereja kita
melaksanakan lepas sidi (Manghatindanghon Haporseaon) anak-anak Tuhan di gereja
kita sebanyak 42 orang. mereka telah belajar firman Tuhan selama 1 tahun,
banyak hal yang mereka ketahui. Mereka hari ini : Mengaku Imannya di gereja dan
ditengah-tengah dunia ini. Untuk menyaksikan imannya bukan hanya di gereja
HKBP, tetapi bagi dunia yang sekuler ini. Untuk menantang, melawan
ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Kristus. Dapat lebih memilih mana
yang baik dan tidak baik. Biarlah mereka jadi anak-anak Tuhan yang tangguh,
kokoh, untuk menghadapi kehidupannya kelak. Tuhan Yesus memberkati. Amen
Pdt. D.M. br. Marpaung, STh
0 komentar:
Posting Komentar