Ditengah zaman kemajuan sekarang, terutama di “era”
globalisasi” dengan kecanggihan alat komunikasi dan informasi serta kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi canggih (IPTEK), kemajuan zaman yang sangat
cepat sekarang ini, tidak bisa kita hindari (tolak), tetapi kita harus sambut
dengan positif dengan mampu untuk menguasainya. Tetapi masalahnya adalah
bagaimana agar iman kita jangan mudah terpengaruh dengan kemajuan zaman melalui
kekuatan dan pengetahuan di dunia ini? Bagaimana agar kita jangan sampai
meninggalkan Allah karena pengaruh zaman yang berkembang sekarang. Sebagaimana
dalam firman ini ketidaksetiaan Raja Zedekia kepada Allah karena pengaruh
kekuatan-kekuatan dunia ini. Raja Zedekia tidak setia lagi kepada Allah dan
berusaha raja ini bernegoisasi, berkompromi dan berdiplomasi dengan
bangsa-bangsa yang maju dan kuat pada zamannya seperti Bangsa Babel dan Bangsa
Mesir. Menurut Raja Zedekia apa yang telah dialami oleh bangsanya hidup
menderita karena semata-mata persoalan politik dan ekonomi, sehingga raja ini
membuat negoisasi dan berkompromi dengan bangsa-bangsa yang kuat agar mereka
keluar dari keterpurukan, ternyata justru semakin menderita. Mengapa? Pemahaman
Raja Zedekia itu keliru, masalah yang dihadapi bangsanya adalah masalah krisis
iman artinya bangsa itu tidak setia dan tidak taat lagi kepada Allah yang
menyebabkan mereka mengalami krisis yang multidimensi. Jadi cara pandang yang
salah membuat Raja Zedekia melakukan tindakan yang salah. Karena itulah Nabi Yehezkiel
tegas mengingatkan kepada Raja Zedekia supaya kembali kepada Allah yang hidup
karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang kuat yang punya kuasa dan
sekalipun bangsa-bangsa di dunia ini seperti Babel dan Mesir kuat, tetapi tidak
mampu mengimbangi kekuasaan yang dimiliki oleh Allah, sebagaimana disebut dalam
ayat 24, “Segala pohon diladang akan
mengetahui bahwa Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan
pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan membuat
pohon yang layu kering bertaruk kembali, Aku Tuhan yang mengatakannya dan Aku
membuatnya”, ini adalah gambaran bahwa Allah itulah yang punya kuasa bagi segala
bangsa-bangsa yang boleh ditinggikan dan boleh direndahkan. Karena itulah Nabi
Yehezkiel mengajak Raja Zedekia dan bangsa itu kembalilah kepada Allah yang
hidup. Disamping itu Yehezkiel memberitakan bahwa Allah akan membuat tindakan
yang baru, hidup yang baru, harapan yang baru dengan menanam tunas (ay. 22 –
23), tunas ini adalah sebagai gambaran janji Allah yang akan digenapi dari
keturunan Daud (Yes. 11 : 1 – 10) yang menghunjuk dalam diri Yesus Kristus, yang
datang ke dunia ini telah menderita, mati, bangkit dan duduk disebelah kanan
Allah Bapa sebagai tanda kemuliaanNya (Pilippi 2 : 10 – 11). Karena itulah bagi
kita sebagai warga gereja yang hidup di tengah-tengah kemajuan zaman ini,
janganlah iman kita mudah terpengaruh akan kekuatan dunia ini, tetapi
senantiasalah mengaku iman yang tahan
uji, kokoh dan kuat menghadapi goncangan zaman dengan kesetiaan kita dekat
kepada Tuhan melalui doa, pujian dan mendengar firmanNya. Hendaklah kita
sebagai warga gereja harus boleh menjadi saksi-saksi Kristus dan menjadi
saluran berkat, garam dan terang di tengah-tengah masyarakat yang majemuk ini,
sehingga hidup kita ini menjadi bermanfaat bagi semua orang. amen
Pdt. R. Lumbantobing,
STh
0 komentar:
Posting Komentar