Saudaraku, kehidupan di dunia ini selalu diwarnai oleh dua sisi
kehidupan yang terkadang silih berganti
menghampiri kita. Suka dan duka, tawa dan menangis, sehat dan sakit, senang dan
menderita adalah bagian dari kehidupan yang memang dapat dialami oleh setiap
manusia yang hidup, tidak terkecuali orang yang hidup di dalam Tuhan. Inilah
yang disaksikan oleh Rasul Paulus kepada kita melalui nats khotbah pada Minggu
ini. Pengalaman hidup dan melayani ditengah berbagai tantangan dan kesulitan
yang dihadapinya telah membentuk kepribadian yang tangguh, teguh dan teruji
dalam diri Rasul Paulus sebagai pemberita injil. Kesetiaan dan ketaatan Tuhan
Yesus sampai akhir hidupnya di tengah berbagai penganiayaan, derita, caci maki,
penolakan, hinaan dan siksaan, telah menjadi teladan hidup yang sempurna bagi
Rasul Paulus. Itulah yang mendorong dia menjadi orang yang berani dan tegas
dalam memberitakan injil yang walaupun hidupnya harus terancam oleh penderitaan
dan maut. Dia menyadari bahwa kehidupan nyata dan yang terlihat ini, dengan
segala macam keadaan hidup yang boleh dirasakan setiap manusia sifatnya
sementara dan akan berlalu. Dia tidak terlalu memperhatikan dan mengejar
kenikmatan hidup di dunia ini, karena ia mengharapkan kehidupan yang belum
kelihatan itu, yaitu kehidupan yang kekal di sorga. Itulah yang memberi
kekuatan baginya di dalam memberitakan Injil Kristus. Ia tidak pula takut
menghadapi derita karena iman kepada Kristus, karena ia menyadari penderitaan
di dunia karena iman, membuka peluang untuk menerima kasih karunia Yesus
Kristus yang berlimpah-limbah melalui kebangkitanNya, untuk memperoleh
kemenangan sorgawi.
Saudara yang kekasih, segala sesuatu yang kita miliki dan yang kita
alami, hanyalah bersifat sementara dan tidak ada yang abadi. Hidup tak ubahnya
seperti roda yang berputar, terkadang diatas, terkadang pula dibawah. Itulah
yang disebut dengan harmoni hidup. Nats khotbah ini mengajak kita agar ketika
kebahagiaan hidup dapat dinikmati, janganlah itu membuat kita manjadi lupa
diri, memegahkan diri dan tidak tahu mengucap syukur kepada Tuhan. Dan manakala
penderitaan dan kesulitan menerpa, janganlah itu membuat kita lemah dan putus
asa bahkan menyimpang dari jalan yang benar. Serahkanlah seluruh jalan hidupmu
padaNya dan tunjukkanlah kesetiaan dan ketaatanmu kepada Tuhan dalam segala
keadaan, sampai akhir hidupmu, supaya hidup kekal dapat saudara nikmati kelak.
Buatlah hidupmu berarti bagi Tuhan dan
sesama manusia, selama kesempatan masih ada dan berserah dan percaya karena
apapun keputusan dan rancanganNya pasti itu akan menjadi yang terbaik bagi
hidup kita. Carilah Tuhan dengan kesungguhan hati dan nantikanlah firmanNya
selalu, karena itulah yang kekal untuk selama-lamanya. Amen
Pdt. Deli Martha br.
Marpaung, STh
0 komentar:
Posting Komentar