Pengalaman
adalah guru yang terbaik. Artinya melalui suatu pengalaman, peristiwa yang
pernah kita alami atau dialami orang lain menjadi pelajaran bagi kita, dengan
harapan bahwa ke depan hidup kita akan lebih baik. Paulus dalam nats ini
memberikan nasehat dan bimbingan kepada jemaat di Korintus dengan tujuan supaya jemaat Korintus memiliki tanggung jawab sebagai umat yang
telah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus. Paulus mengingatkan jemaat
Korintus melalui pengalaman yang dialami oleh Bangsa Israel ketika mereka di
padang gurun. Bangsa Israel telah menerima hak-hak istimewa dan menerima banyak
berkat dari Tuhan; Hal itu nyata, ketika mereka berjalan di padang gurun, Tuhan
hadir menyertai melalui Tiang Awan dan Tiang Api (Keluaran 13 : 17 – 22) yang
menuntun dan melindungi Bangsa Israel sehingga dapat berjalan baik siang maupun
malam. Mereka juga dituntun Tuhan melewati Laut Merah ketika musuh mengejar
mereka (Keluaran 14 : 19 – 31) sehingga umat Israel dapat menyeberangi laut itu
dengan selamat. Umat Israel juga telah menerima persatuan yang sempurna dengan
Musa dan telah dibaptis dalam awan dan dalam laut seperti halnya orang Kristen
dibaptiskan di dalam Kristus (ay. 2-4). Bahkan, ketika umat Israel lapar,
mereka mendapatkan “Manna” di padang
gurun dan mereka minum dari Bukit Batu, ketika umat itu kehausan (Bilangan 20 :
1 – 11). Sungguh luar biasa keistimewaan yang dimiliki umat Israel ini, tetapi
semua tanda-tanda itu tidak menjamin umat Israel bebas dari dosa, sebab umat
Israel jatuh kepada pencobaan dengan melakukan yang jahat dihadapan Tuhan (ay.
6); mereka melakukan penyembahan berhala dengan patung lembu emas (ay. 7);
melakukan pencabulan (ay. 8) bahkan mereka berani mencobai Tuhan Allah dengan
bersungut-sungut (ay. 9 – 10). Sehingga mereka di hukum, ada yang tewas hingga
23.000 ribu orang, ada yang mati di pagut ular dan ada yang dibinasakan oleh
malaikat maut. Pengalaman dan peristiwa yang disampaikan Paulus ini menjadi pelajaran
dan peringatan berharga bagi jemaat Korintus dan bagi kita saat ini, karena
siapapun orangnya bisa jatuh ke dalam pencobaan, sekalipun dia orang yang
percaya, sebab pencobaan adalah bahagiaan dari hidup kita. Tetapi, ada hal yang
sangat penting yang harus kita ingat, ketika kita jatuh ke dalam pencoaban,
janganlah kita dengan cepat menimpakan kesalahan kepada Tuhan. Sebab bisa saja
pencobaan itu terjadi karena perbuatan kita, karena keinginan kita sendiri (Yakobus
1 : 14) sehingga kita jatuh ke dalam dosa. Tetapi, memang adakalanya pencobaan
itu datang untuk meneguhkan dan menguatkan iman kita.Untuk itu perlu kita
waspada dan berjaga-jaga. Tetap berserah kepada Tuhan, karena tanpa Tuhan kita
tidak akan mampu menghadapi berbagai cobaan yang datang. Biarlah Tuhan yang
menjadi perisai, penghargaan dan kekuatan kita, sebab bersama Tuhan kita akan
dimampukan untuk menghadapinya. Dan jangan pernah berputus asa, di dalam Tuhan
selalu ada solusi (ay. 13). Bahkan jika kita menang melawan pencobaan itu,
Tuhan akan menganugerahkan mahkota kehidupan bagi setiap orang yang tetap teguh
di dalam iman (Yakobus 1 : 12). Demikian juga di Hari Parheheon (Kebangkitan)
Sekolah Minggu ini; Sekolah Minggu diingatkan supaya tetap menyatakan dirinya
sebagai anak-anak Tuhan, melalui perbuatan yang baik, tidak mau melakukan yang
jahat, tetapi tetap taat dan setia kepada Tuhan. Karena anak-anak yang taat
setia kepada Tuhan, akan mendapatkan berkat dan upahnya dari Tuhan. Amen
Bvr. S. br. Sitompul
Kamis, 28 Februari 2013
Alamat HKBP Pasar Rebo
Recent Posting :
0 komentar:
Posting Komentar