Kamis, 10 November 2011

KRISTUSLAH YANG UTAMA (Matius 10 : 34 – 39)


Dalam setiap ibadah Minggu, kita selalu melakukan Credo (Pengakuan Iman). Dimana Credo tersebut diyakini sebagai suatu pernyataan kesaksian iman jemaat. Namun, apakah sebuah pernyataan yang di rangkai dalam kata-kata indah cukup untuk mengaku iman terhadap Yesus? Pernyataan Pengakuan Iman terhadap Yesus tidak cukup hanya dimulut saja tetapi perlu diwujudkan dalam tindakan nyata. Sebab mengikut Yesus tidak hanya membawa kepada kehidupan yang penuh damai, tetapi justru diperhadapkan dengan berbagai tantangan. Sebagaimana yang diungkapkan  dalam nats ini, ketika Yesus memanggil kedua belas muridNya yang diutus untuk memberitakan injil (Matius 10 : 1, 5), Yesus mengingatkan muridNya bahwa mereka diutus seperti “domba ketengah-tengah serigala” (Matius 10 : 16) dan para murid akan dibenci karena NamaNya (Mat. 10 : 22). Disini Yesus memberitahu para pengikutNya akan hal-hal yang pasti akan mereka hadapi kalau mereka benar-benar menerima tugas sebagai utusan Kristus. Dan di dalam peperangan atau pertentangan itu boleh jadi bahwa lawan daripada murid itu adalah justru orang-orang dekat, yaitu seisi rumah mereka sendiri. Maksud Yesus disini bukanlah mempertentangkan antara Kristus dan keluarga atau antara mengasihi Yesus dan mengasihi keluarga, tetapi harus dipahami dalam mengikut Yesus ada prinsip keutamaan akan Yesus atau pengakuan akan Yesus diatas segala-galanya karena dengan demikian Yesus akan mengakuinya di depan Bapa (Matius 10 : 32), sebab ketegangan antara mengikut Yesus dan loyalitas terhadap keluarga bisa muncul. Dalam keadaan demikianlah para murid Yesus (pengikut Yesus) harus lebih mengasihi Kristus daripada keluarga. Sebab orang yang mengasihi Dia, pasti akan mengasihi keluarganya. Dan sebaliknya, orang yang mengasihi keluarga karena kasih kepada Kristus akan mengasihi Kristus lebih dari mengasihi keluarganya. Selain itu, Yesus juga memperingatkan muridnya dan setiap orang yang mengikuti Dia untuk “memikul salib”. Salib disini berarti kesediaan atau kerelaan untuk memilih jalan yang dilalui Tuannya, mengikut Dia dan siap menderita demi Dia (Mat. 10 : 18, 24). Artinya, setiap orang yang mengikut Kristus terpanggil untuk mengorbankan ambisi serta kepentingan-kepentingan pribadi. Terpanggil untuk mengorbankan kemudahan, kenikmatan, keegoisan, artinya dia harus bersedia “menyangkal diri” mengorbankan keinginannya sendiri. Dan harus melakukan apa yang dikehendaki oleh Kristus. Artinya Kristuslah yang menjadi sentral dalam seluruh hidupnya karena dengan demikianlah kita layak dihadapan Kristus menjadi muridNya dan kita layak menerima upahnya yaitu keselamatan jiwa dan kehidupan yang kekal (Mat. 10 : 39). Amen

Bvr. S br. Sitompul

0 komentar:

Posting Komentar

Alamat HKBP Pasar Rebo

Recent Posting :

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons